Rabu, 17 Agustus 2011

Keteguhan Cinta



Aku  masih ingat ketika kekasihku mengatakan kepadaku,bahwa cinta itu adalah anugerah dari yang kuasa dan harus kita jaga. Aku juga masih ingat bagaimana dia mengkiaskan cinta itu seperti air pancuran yang dingin,segar dan menyejukkan jiwa. Ya,perkataan itu masih kuingat selalu di dalam   hatiku.  Perkataan yang tak ingin aku lupakan sampai kapan pun.Sampai saat ini,sampai dia pergi  entah kemana.
Ya, 5 tahun sudah berlalu semenjak kepergian dia. 5 tahun yang lalu ketika kami masih sama-sama duduk di bangku kuliah,masih sama-sama merasakan sebuah cinta yang indah dan tak ada habisnya. Cinta kami sunguh sempurna,kami saling mengasihi,saling menyayangi dan kami saling berbagi. Hingga perpisahan itu datang,dia harus pergi meninggalkan aku disini. Kalimantan Timur adalah daerah  tujuannya.Memang masih dalam wilayah Indonesia,tapi bagiku jawa dan Kalimantan adalah jaraj  yang begitu jauh,dikarenakan aku  tak boleh meninggalkan ibuku demi seorang kekasih. Aku masih ingat ketika aku harus memendam kekecewaan yang begitu besar sa’at ibuku tak mengijinkanku mengikutinya ke Kalimantan.Perasaan kecewa dan sedih bergulat di hatiku.Hingga akhirnya kulepaskan dia pergi tanpa aku.Aku berusaha ikhlas dengan semuanya.Awalnya hubungan kami baik-baik saja,meskipun terhalang oleh jarak. Setiap minggu suratnya selalu dating menghibur kekosongan jiwaku.Dia menceritakn semuanya,tentang hidup baru dan teman-teman barunya. Aku sungguh bahagia setiap membaca satu demi satu kalimat-kalimat di suratnya.Kalimat yang mengandung semangat tinggi.hingga akhirnya dia mula ijarang memberikan kabar kepadaku. Surat-suratku tak pernah dibalasnya,dia seolah hilang ditelan bumi Kalimantan. Nomer hp kesayangannya pun sudah tidak aktif lagi.Dan akhirnya kuputuskan untuk berhenti menghubunginya kembali.

Dua tahun yang lalu aku lulus dengan gelar kesarjanaanku. Hatiku sedikit bernafas lega ketika aku tak harus  pusing-pusing lagi memikirkan kuliah dan belajar.Yang terpenting bagiku adalah mendapatkan pekerjaan dengan bidang yang aku tempuh yaitu sarjana komunikasi.Dalam hati kecilku,aku masih mengingat dia. Apakah dia juga sudah lulus dalam pendidikannya,apakah dia sudah mendapatkan pekerjaan sekarang? Tapi aku hanya bias berharap,dia nmemang sudsh  hilang.

Hatiku sangat bahagia ketika ibuku mengijinkanku untuk bekerja di Jakarta.Kucium keningnya dengan lembut ketika aku akan berangkat ke Jakarta.
“hati-hati nak…”pesannya kepadaku.Air matanya yang bening berjatuhan menimpa pipinya yang mulai keriput.
Aku mengangguk.Kupeluk beliau dan aku berangkat menuju Jakarta.
……………………………………………………………………………………………………………………..
Hari-hariku mulai padat dengan pekerjaan.Hingga seolah tak ada waktu untukku beristirahat dan bersantai sejenak.Waktu dan pikiranku tersita dengan kerja,kerja dan kerja. Aku juga tidak tau kenapa,aku juga mulai melupakan dia. Mulai menyingkirkan kenangan kutentang dia,dan memusatkan pikiranku hanya dengan pekerjaan yang kutekuni sekarang. Setiap bulan tak pernah absen aku mengirimkan hasil jerih payahku untuk ibuku.Setiap waktu ibuku selalu menelponku,menanyakan keadaanku dan kehidupanku sekarang.
“bagaimana nak,kapan menikah….”Tanya ibu ku malam itu. Sebuah pertanyaan yang sama untuk kesekian kalinya.
Dan dengan tenang aku menjawab.“ ibu tidak usah khawatir,yang jelas sekarang aku ingin membahagiakan ibu dan ayah” jawabku lugas.
Itulah jawaban yang kulontarkan setiap ibu menanyakan kapan aku akan menikah. Mungkin ibuku sedikit kecewa dengan apa yang ku katakan. Tapi entahlah ibu,aku belum memikirkan hal itu.
……………………………………………………………………………………………………………………………..
Siang itu udara sangat panas,membakar sekali sinarnya. Siang itu aku duduk sendirian di sebuah restoran. Hatiku sedikit gusar ketika klienku menunda pertemuan dikarenakan anaknya masuk rumah sakit.Aku hendak berniat pulang,tapi panas terik matahari membuatku enggan untuk beranjak. Kuamati menu yang ada di meja,aku merasa tertarik dengan ice cream vanilla di dalam buku menu tersebut. Sekali-kali aku ingin bernostalgia dengan jaman kuliahku dulu. Menikmati segelas ice cream vanilla di bawah pohon dengan dia.
Sedang asiknya menikmati hidanganku,tiba-tiba ada seorang lelaki dating menghampiriku.
“boleh kan saya duduk di sini nona. Tempat lain penuh” katanya.
Ku edarkan pandanganku di sekeliling,memang penuh sesak restoran ini. Dengan acuhku jawab perkataaan dia.
“silakan….”kataku tanpa menoleh kearahnya sedikitpun.
Laki-laki itu kemudian duduk dihadapanku.Dalam hati aku penasaran juga dengan wajah lelaki itu,ketika aku menoleh kehadapannya betapa terkejutnya aku dengan dia.
“ Rama….”desis ku  pelan.
Merasa aku mengenalinya,lelaki itu menoleh. Dan dia tak kalah terkejutnya dengan diriku.
“Dina…”katanya pula.
Aku tak menyangka, benar-benar tak menyangka. Lelaki yang ada dihadapanku ini adalah kekasihku, yang 5 tahun ini tak ku dengar sedikitpun kabar beritanya. Lelaki  yang  ku pikirkan siang malam,lelaki yang kunantikan kedatangannya kembali. Dan sekarang dia dihadapanku? Oh Tuhan. Aku seperti mimpi.
“kau….kau disini…..?” tanyaku masih sedikit tak percaya.
“kau juga kenapa disini?” tanyanya.
“aku bekerja di Jakarta!”
“aku juga….”
Kami terdiam sebentar.Memikirkan apa yang baru kami temui saat ini. 5 tahun tanpa kabar,5 tahun tanpa berita.
“bagaimana kabarmu?” tanyanya kemudian.
“baik sekali. Kamu sendiri?” tanyaku cepat.
”aku juga baik-baik saja.”jawabnya. “aku merindukanmu….”
Aku terkejut.Dia masih merindukanku.Benarkah dia masih merinddukanku? Aku benar-benr tak percaya.
“kemana kamu selama ini?” tanyaku kemudian.
Rama terdiam beberapa sa’at.
“maafkan aku yang begitu saja meninggalkanmu…”jawabnya.
“kenapa…?”
“surat   terakhirmu  masih  ku  simpan  dengan  baik. Bukannya aku melupakanmu,tapi waktu itu aku binggung. Orang tua ku menjodohkan aku dengan seorang gadis di Kalimantan.Maka dari itu, aku merasa tidak ingin memberimu harapan…..”paparnya.
Entah kenapa hatiku begitu teriris mendengar ucapannya.Jadi dia meninggalkan ku karena perjodohan?Berarti sekarang dia sudah beristri?
“jadi mana keluargamu?” tanyaku memberanikan diri. Suaraku bergetar.
Rama tersenyum.“ aku tak punya keluarga.”
Aku tak mengerti dengan ucapannya.
“1 bulan sebelum pernikahan kami. Gadis itu mengatakan kepadaku bahwa dia tak  ingin meikah denganku.Dia sudah punya pilihan lain.  Dan akhirnya dia pergi dengan lelaki lain.”katanya tenang.
“lalu kenapa kau tak mencariku lagi?”desakku. dalam hati aku bahagia,bahwa sebenarnya dia tak jadi menikah.
“aku sudah mencarimu. Menghubungi nomor hp mu tapi tidak aktif. Ku cari tahu alamt rumahmu,tapi kau juga sudah pindah.”terangnya.

1 komentar: